Kamis, 18 Oktober 2018

Biografi Singkat Imam Al Bukhori


Bismillah, kali ini kami akan memperkenalkan seseorang yang memiliki sejarah yang sangat gemilang dalam bidang Ilmu Hadits. Beliau adalah Imam Al Bukhori seorang ahli hadits yang memiliki kitab yang disebut sebagai kitab paling shohih (benar) setelah Al Qur'an. 
Kenapa kita harus mengenal beliau ? Apakah pantas bagi seorang yang beriman dan mengaku Islam tidak mengetahui tentang beliau, sedangkan beliau memiliki jasa yang sangat besar dalam menyelamatkan umat ini dari hadits palsu dan menunjukkan kepada kita hadits shohih yang bila kita memahaminya insyaaAlloh akan bertambah cinta kita pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan pada Islam. berikut biografi singkat beliau.

Nama dan Kelahiran Beliau
Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughiroh bin Bardizbah. Dahulu kakek beliau yang bernama Al Mughiroh adalah seorang majusi kemudian masuk Islam di tangan seorang dari Ju’fi. Adapun ayah Imam Al Bukhory dulunya adalah seorang penuntut ilmu. Kemudian arti nama Bardizbah adalah petani dan itu adalah bahasa bukhoro.
Imam Al Bukhori dilahirkan di Bukhoro (sekitar Uzbekistan) pada bulan syawal tahun 194H dalam keadaan yatim. Bapaknya meninggal ketika Imam Al Bukhory masih kecil dan Imam Al Bukhory saat kecil tidak memiliki pengelihatan alias buta. Hingga pada suatu hari, ibu Imam Al Bukhory bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam didalam mimpinya. Kemudian Nabi Ibrahim berkata pada ibu Imam Al Bukhory bahwasanya Allah telah mengembalikan pengelihatan anaknya karena banyaknya tangisan dan doanya.

Perjalanan Beliau Dalam Menuntut Ilmu
Allah jadikan Imam Al Bukhory memiliki kecintaan yang besar pada ilmu. Beliau memulai belajarnya ketika umur 10 tahun dan beliau telah menghafal hadits yang tersebar di negeri beliau. Pada umur 11 tahun beliau hadir di sebuah majelis hadits dan mendengar syaikh menjelaskan hadits beserta sanadnya. Akan tetapi Imam Al Bukhory yang sudah memahami hadits dan juga sanadnya mengetahui ada keselahan pada apa yang disebutkan syaikh tadi dan beliau menyebutkan sanad yang benar. Syaikh menolak apa yang Imam Al Bukhory bilang tapi beliau besikeras menganjurkan syaikh untuk melihat lagi kitabnya. Dan setelah syaikh melihat kitabnya, dia mengakui bahwa Imam Al Bukhory memang telah diberi karunia yang besar oleh Allah.
Pada usia 16 tahun Imam Al Bukhory telah menghafal kitab karangan Abdullah Ibn Mubarok dan Waqi’. Hal ini menunjukkan tingginya kapasitas ilmu beliau dan menunjukkan salah satu cara belajar yaitu dengan menghafal kitab milik guru yang akan dipelajari ilmu darinya.
Imam Al Bukhory juga pernah berhaji bersama dengan Ibu dan saudara beliau. Namun ketika Ibu dan saudaranya pulang Imam Al Bukhory menetap di Makkah dan belajar dengan ulama di sekitar Hijaz seperti Al Humaidi, Abu Abdirrahman Al Muqri’. Kitab pertama yang pertama Imam Al Bukhory tulis adalah kitab tarikh (sejarah) dan kitab itu beliau tulis ketika umur beliau 18 tahun. Beliau menulisnya dekat kubur Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan hanya bermodalkan cahaya bulan. Imam Al Bukhory adalah orang yang paling muda di majelis hadits yang beliau hadiri di Marwa sehingga karenanya beliau segan untuk menyalami orang-orang disekitar beliau. Dan diantara sifat beliau adalah tidak suka berkumpul dengan teman beliau hanya untuk nongkrong yang tidak berfaedah. Beliau pernah tinggal di Hijaz selama 6 tahun dan kemudian pindah ke Iraq dan Syams.

Guru-Guru Beliau
Imam Al Bukhory mempunyai guru yang sangat banyak hingga jumlahnya mencapai 1080 orang. Beliau juga menuturkan bahwa semua gurunya tersebut adalah orang yang mempelajari hadits dan juga orang yang benar aqidahnya. Diantara bukti benarnya aqidah mereka adalah tidak ada satupun diantara mereka kecuali mengatakan “Iman adalah perkataan dan perbuatan dan Iman itu berkurang serta bertambah.” Diantara guru beliau adalah Humaidi, Makiy bin Ibrahim, Al Auza’I, Syu’bah, Ats Tsaury, Muhammad bin Yahya Ad Duhli, Yahya bin Yahya An Naisabury, Adam bin Abi Iyas, dan lain-lainnya dari golongan ahli hadits. Dan diantara faedah memperbanyak guru adalah menyelamatkan kita dari ta’ashub (fanatik).

Murid-Murid beliau
Diantara murid Imam Al Bukhory yang terkenal adalah Abu Isa At Tirmidzi (Pengarang Sunnan At Tirmidzi), Ibn Abi Dunya, Abu Bakr Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (Pengarang Shohih Ibnu Khuzaimah), Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim (Pengarang Shohih Muslim – kitab hadits nomor 2 setalah Shohih Al Bukhory), Muhammad bin Yusuf Al Firobry

Pujian Ulama Terhadap Beliau
Imam Al Bukhory dipandang sebagai orang yang baik oleh guru-gurunya dan juga teman sebayanya. Semua orang selalu menyebut Imam Al Bukhory dengan kebaikan dan meletakkan beliau di derajat yang baik. Begitu pula semua orang yang satu zaman dengan beliau juga melakukan seperti yang dilakukan guru dan teman dekatnya. Salah satu hal yang menunjukkan kebaikkan Al Imam dan tingginya derajat beliau adalah ditulisnya biografi beliau dalam kitab khusus. Dan yang menulisnya bukan orang sembarangan melainkan orang yang sudah mencapai derajat seorang Imam. Mereka adalah Imam Adz Dzahabi pengarang Siyar Alam Nubala dan Imam Ibnu Hajar Al Asqolany pengarang Fathul Bari Syarah Shohih Al Bukhory. Dan beberapa contoh pujian ulama pada beliau :
Berkata Yahya bin Ja’far Al Bikandiy, kalau aku bisa menambahkan umurku untuk Ibnu Ismail (Imam Al Bukhory) maka sungguh akan aku lakukan itu. Karena sesunggunhnya kematianku hanyalah kematian satu orang sedangkan kematian Muhammad bin Ismail adalah perginya ilmu.
Berkata Imam Ahmad bin Hambal, tidaklah Khurosan melahirkan seseorang yang semisal Muhammad bin Ismail
Bekata Ali bin Al Madiniy, berkata Muhammad bin Ismail tidaklah aku merendahkan diriku dihadapan seorangpun kecuali dihadapan Ali bin Al Madiniy lalu datang seseorang menceritakan perkataan Al Bukhory tersebut dan berkata Ibnul Madiniy, sesungguhnya dia tidak melihat seseorang yang semisal dirinya.
Berkata Imam Al Hakim (Pengarang Mustadrok) di Tarikh An Naisaburi, beliau imam para ahli hadits yang tidak ada satupun yang mengingkarinya dari sesama ahli naql (ahli hadits karena mereka menukil perkataan dari gurunya.)
Berkata Ibnu Khuzaimah tidaklah aku melihat dibawah langit ini orang yang lebih berilmu tentang hadits Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam tidakpula yang lebih hafal kecuali Al Bukhory.
Pujian yang datang pada Imam Al Bukhory tidak hanya datang dari murid beliau, akan tetapi juga dari guru beliau. Dan hal ini menunjukkan betapa beliau memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan baik. Tidak mungkin seorang guru memuji muridnya dengan pujian yang sangat tinggi kecuali karena murid tersebut adalah murid yang sangat istimewa.

Kitab Karangan Beliau
Yang paling mulia adalah Shohih Al Bukhory yang memiliki nama asli Al Jami’ As Shohih. Kemudian kitab yang lain Al Adabul Mufrod, Rof’ul Yadain, Al Qiroah Kholfal Imam, At Tarikh Al Kabir, Al Wast, Ash Shoghir, Kholqu Af’alil Ibad, dan lain-lainnya.
Beberapa orang juga menulis biografi beliau. Diantara mereka ada yang menulisnya bersama dengan biografi ulama lain seperti Ibnu Katsir di Bidayah wa Nihayah, Ibnu Subki di Tobaqot Asy Syafiiyah Al Kubro, Ibnu Kholkan di Wafayatil A’yan dan Al Khotib Al Baghdadi di Tarikh Al Baghdadi. Dan diantara mereka bahkan ada yang menulis biografi beliau di kitab tersendiri seperti Imam Adz Dzahabi dan Ibnu Hajar Al Asqolany

Wafat Beliau
Berkata Ibn Adi, aku mendengar Al Hasan bin Al Husain Al Bazzaz Al Bukhory berkata: Imam Al Bukhory wafat malam sabtu malam idul fitri saat waktu sholat isya’. Kemudian beliau dikubur saat idul fitri setelah sholat dhuhur tahun 265H dan beliau hidup selama 62 tahun kurang 13 hari, Rahimahullah.

-Diambil dari penjelasan Ustadz Abdullah Roy hafidzohullah dalam mata kuliah Hadits. Dan juga dari kitab Siyar A'lam Nubala karya Imam Adz Dzahabi rahimahullah.-

Load disqus comments

0 komentar