
Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi Allah
dan aku bersaksi bahwa tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya Shallallahu alaihi
wasallam. Amma ba’du.
Sesugguhnya
jumlah ilmu yang didapat seorang hamba itu sesuai dengan seberapa banyak
hatinya mengagungkan dan memuliakan ilmu. Dan orang yang hatinya penuh dengan
pengagungan terhadap ilmu dan pemuliaannya maka hatinya telah menjadi tempat
yang baik untuk ilmu. Begitu pula semakin berkurang pemuliaan hati terhadap
ilmu maka akan berkurang pula jatah ilmu yang didapat oleh seseorang di
hatinya. Bahkan ada hati yang menjadi disitu sama sekali tidak ada sedikitpun
ilmu.
Maka barang
siapa memuliakan ilmu akan nampak darinya cahaya dan akan memahami banyak
cabang dari ilmu dan tidak ada keinginan tertinggi yang dia capai dengan
semangat kecuali untuk terus belajar. Begitu pula dalam dirinya tidak ada
kelezatan kecuali dengan berpikir tentang ilmu. Sebagaimana Abu Muhammad Ad
Darimiy juga memandang benarnya pernyataan ini. Sehingga beliau menutup kitab
sunnannya yang berjudul (Al Musnad Al Jaami’) dengan bab tentang pengagungan
ilmu.
Dan hal yang
paling membantu seseorang agar bias mengagungkan ilmu adalah mengetahui
pokok-pokok dalam pengagungan ilmu. Dan itu adalah hal yang sangat pokok dan
dengannya terwujud pengagungan ilmu yang nyata di hati. Dan barang siapa
berpegang teguh dengan pokok tersebut maka dia telah mengagungkan dan
memuliakan ilmu. Dan barang siapa menyia-nyiakannya maka dia telah menyia-nyiakan
dirinya, dan mengikuti hawa nafsunya, maka jangan menyalahkan siapa-siapa jika
dia menjadi futur (lemah) kecuali dirinya.
Kemudian syaikh
membawakan syair yang berbunyi
يداك أوكتا وفوك نفخ
Tanganmu sendiri yang mengikat dan mulutmu
sendiri yang meniup.
Maksud kalimat ini adalah bahwa dulu ada seseorang
yang mau berenang di lautan yang luas sambal membawa pelampung dari wadah air
yang bisa diikat. Tapi kemudian temannya bilang kepadanya bahwa dia tidak akan
berhasil. Tapi orang itu tidak peduli dengan nasehat temannya dan nekat
berenang di laut itu. Kemudian dia tiup pelampungnya dan dia ikat. Ketika dia
mau melompat ke laut temannya memberi tahu dia kalau ikatannya kurang kuat tapi
dia tidak menghiraukannya dan tetap melompat kelaut. Sampai pada akhirnya
ikatan yang dia buat tadi terbuka dan angin yang ada di wadah tadi keluar semua
sehingga dia tidak punya alat yang membantunya mengapung. Akhirnya dia meminta
tolong pada temannya tadi, tapi temannya justru mengatakan kalimat diatas
kepada orang yang tenggelam itu. Yang inti dari perkataan itu adalah, bukankah
tadi sudah aku peringatkan kamu berkali-kali tapi kamu tidak peduli ? sekarang
rasakan akibatnya dan jangan salahkan siapapun kecuali diri sendiri.
Diterjemahkan dari kitab Khulashoh Ta'dzimul Ilmi karangan Syaikh Sholih Al Ushoimi dengan tambahan penjelasan dari Ustadz Anas Burhanuddin hafidzohullah .
Diterjemahkan dari kitab Khulashoh Ta'dzimul Ilmi karangan Syaikh Sholih Al Ushoimi dengan tambahan penjelasan dari Ustadz Anas Burhanuddin hafidzohullah .
0 komentar